SEKILAS INFO
  • 3 tahun yang lalu / Kajian Ba’da Subuh Dalam Rangka Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu 23 Oktober 2021 Bersama Ustadz Drs.H.Zainuddin Al-Masri, M.Pd.I
WAKTU :

Perbaiki Persepsi Kepada Allah SWT

Terbit 16 Oktober 2021 | Oleh : Nur Ramdhan | Kategori : Tauhid
Perbaiki Persepsi Kepada Allah SWT

Sebagai manusia, tentu kita semua diciptakan oleh Allah SWT dibekali dengan dua hal yakni Akal dan Hawa Nafsu. Dua hal ini selalu menempel didalam diri kita selama diri kita masih hidup di dunia ini. Mungkin, kita semua pernah merasakan bagaimana membandingkan diri dengan orang lain. Misalnya, kita sering melihat tetangga dengan gaya hidup mewah sementara diri kita dari dulu segini-gini aja. Atau Ketika saat dibangku Pendidikan, kita sudah belajar mati-matian tapi tetap masih kalah hasil nilainya dengan kawan-kawan.

Itulah yang disebut sebagai persepsi. Persepsi ini pada dasarnya hanyalah sebuah dugaan. Namanya dugaan, bisa benar dan kemungkinan besar juga salah. Sebagai manusia, tentunya persepsi akan memberikan pengaruh baik dan buruk terhadap suatu hal. Jika persepsi kita baik, maka akan baik juga hasilnya bagi diri kita, bila buruk maka akan sebaliknya.

Lantas sebenarnya, apa yang terjadi?

Persepsi seseorang mempengaruhi refleksi perilakunya. Sedangkan komposisi persepsi terbesar dibentuk oleh keyakinan (iman) dan ilmu pengetahuan. Pantas saja, umar mengatakan jika ingin bahagia, ya dengan ilmu. Jika cara kita memandang sesuatu (persepsi) sudah benar, dengan memakai kacamata Al-Quran dan Hadits, kita akan menemukan sebuah kesimpulan bahwa Allah memberikan yang terbaik untuk diri kita masing-masing.

Allah yang lebih tau apa yang terbaik bagi diri kita. Allah yang maha memelihara kita. Mahasuci Allah dari sangka-sangka buruk kita terhadap-Nya, Allah tak pernah salah dalam mentakdirkan kehidupan seseorang. Hakikatnya semua ini ujian. Bagian dari validasi keimanan kita terhadap-Nya.

Ada potret menarik dari Nabi Musa AS, bagaimana cara Allah memberi yang terbaik untuknya. Ini menjadi pelajaran bagi kita semua, sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Al-Qashash ayat 3:

 

نَتْلُو عَلَيْكَ مِنْ نَبَإِ مُوسَىٰ وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

 

“Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman”.

Dalam surah Al-Qashash 15-22 dikisahkan bahwa nabi Musa AS dikejar oleh para pembesar kota Memphis karena meninju orang dari golongan kaum firaun, meski satu pukulan, orang itu mati. Nabi Musa AS mengakui kesalahannya, mengakui dosanya dan bertaubat kepada Allah. Nabi Musa bergegas meninggalkan Memphis.

Hingga sampai di Madyan, dia melihat banyak orang sedang mengantri memberi minum hewan ternaknya di salah satu sumber air di kota tersebut. Musa AS melihat 2 gadis di paling belakang, terlihat hewan ternaknya ingin ke sumber air, namun terus ditahan oleh kedua gadis tersebut. Mereka tak ingin berdesakan dengan lelaki. Mereka rela mengantri karena ayahnya sudah sangat tua. Tak memungkinkan melakukan pekerjaan itu.

 

Padahal banyak orang melihat gadis itu mengantri. Namun hanya nabi Musa AS lah yang tergerak hatinya untuk menolong kedua gadis itu. Meski dalam kondisi dirinya sendiri sedang kelaparan.

Dipapahnya hewan ternak kedua gadis itu ke sumber air, diberi minum, selesai, beres itu nabi Musa AS langsung berteduh. Tak ada modus apapun pada kedua gadis yang telah ditolongnya itu. Kedua gadis itu kembali ke rumahnya.

Di sisi lain rasa lapar semakin terasa oleh Musa AS. Coba perhatikan bagaimana nabi Musa berdoa dan Allah abadikan doanya dalam Q.S. Al-Qashash : 24

 

فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

 

Musa berdoa; Ya Rabbii.. sesungguhnya aku membutuhkan yang terbaik yang engkau turunkan (berikan) kepadaku, aku sangat faqir

 

Apa yang terjadi kemudian?

Ayah kedua gadis yang ditolong tadi oleh Musa AS ternyata adalah Nabi Syuaib AS. Musa diundang ke rumahnya untuk dijamu sebagai bentuk terimakasih.

Bukan hanya itu, setelah Musa AS menjelaskan kisahnya, Nabi Syu’aib menegaskan bahwa Musa AS diberi perlindungan, menjamin keselamatan dirinya.

Lebih dari itu, salah seorang putri nabi Syuaib meminta ayahnya agar melakukan kontrak kerja dengan nabi Musa AS dalam mengelola bisnis keluarga mereka. Kontrak MOU-nya 8-10 tahun. Dan, tanpa diduga-duga, nabi Syuaib AS meminta nabi Musa AS agar menikah dengan salah satu putrinya itu.

Luar biasa.  Allah memberikan yang terbaik. Mungkin dalam logika kita, saat kita lapar, ya kita berdoa agar Allah ngasih rezeki berupa uang atau makanan. Tapi Musa AS begitu merendahkan dirinya di hadapan Allah SWT. Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi Musa.

Musa mengakui kefaqirannya, Dia meminta yang terbaik dari Allah SWT. Allah beri makan nabi Musa, Allah beri perlindungan atas pengejaran Musa oleh pembesar Memphis, Allah beri rezeki dengan mengelola bisnis keluarga Syuaib selama 8 tahun, Allah berikan jodoh untuk nabi Musa AS.

Marilah kita ambil pelajaran dari apa yang sudah terjadi pada Nabi Musa AS. Teruskanlah doa-doa kita kepada Allah, rasakanlah bahwa kita faqir kepada Allah saja. Faqir dari ilmu, Faqir dari segala daya dan kekuatan.

Mari perbaiki persepsi kita. Caranya pedomani Al-Quran dan Hadits, implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jaga sangka baik kita kepada Allah.

SesudahnyaPara Muadzin Di Zaman Nabi Muhammad SAW

Tausiyah Lainnya

5 November 2021

Mari Belajar Tauhid

5 November 2021

Meraih Nikmat Tauhid