SEKILAS INFO
  • 3 tahun yang lalu / Kajian Ba’da Subuh Dalam Rangka Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu 23 Oktober 2021 Bersama Ustadz Drs.H.Zainuddin Al-Masri, M.Pd.I
WAKTU :

Mari Belajar Tauhid

Terbit 5 November 2021 | Oleh : Nur Ramdhan | Kategori : Tauhid
Mari Belajar Tauhid

Ditengah perkembangan pesatnya digitalisasi di dunia, adalah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak orang kurang tertarik untuk belajar tauhid. Sebagian menilai bahwa perkara tauhid bukan masalah yang pokok untuk dibahas di saat-saat sekarang ini. Menurut mereka, banyak isu dan persoalan umat yang lebih utama untuk diangkat dan digencarkan.

Saudaraku yang dirahmati Allah, dakwah tauhid ini bukan saja wajib untuk ditegakkan, tetapi ia wajib untuk dinomorsatukan. Allah berfirman,

وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut’” (QS. An-Nahl: 36).

Para rasul sejak dahulu kala telah menyebarkan dakwah tauhid ini kepada umatnya. Nabi Nuh ‘alaihissalam mendakwahi kaumnya selama 950 tahun. Para rasul setelahnya pun tidak bosan-bosan untuk membimbing manusia untuk mentauhidkan Allah.

Allah berfirman kepada Nabi-Nya yang paling mulia dan Rasul-Nya yang terakhir,

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku’” (QS. Al-Anbiya: 25).

Hal itu merupakan sebuah keniscayaan, karena tauhid inilah tujuan utama diciptakannya jin dan manusia. Allah berfirman,

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ 

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Orang yang memerintahkan kita untuk mengutamakan dakwah tauhid bukanlah orang sembarangan. Beliau adalah Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam. Dalam hadisnya, Nabi shallallahu‘alaihi wasallam berpesan kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu ketika diutus untuk berdakwah ke Yaman,

“Hendaklah yang paling pertama kamu serukan kepada mereka adalah laa ilaha illallah …” dalam sebagian riwayat disebutkan, “supaya mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Bukhari pun mencantumkan hadis ini dalam Sahihnya dalam Kitab At-Tauhid. Imam Bukhari menyebutkan hadis tersebut dalam bab yang berjudul: “Dakwah Nabi shallallahu‘alaihi wasallam kepada umatnya dalam rangka mentauhidkan Allah Ta’ala”. Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu bukanlah orang sembarangan. Beliau adalah seorang ulama di kalangan para sahabat yang sangat memahami hukum halal dan haram. Meskipun demikian, Nabi shallallahu‘alaihi wasallam tetap mengajarinya untuk memprioritaskan dakwah tauhid.

Tauhid bukan sekadar dengan mengucapkan kalimat syahadat. Iman juga tidak cukup hanya dengan ucapan lisan dan keyakinan hati. Iman harus diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan anggota badan. Sebagaimana kalimat tauhid menuntut orang untuk menghamba kepada Allah semata dan meninggalkan syirik kepada-Nya. Tidaklah dia menujukan ibadah kecuali kepada Allah. Allah berfirman,

وَأَنَّ ٱلۡمَسَٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُواْ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدٗا

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyeru/beribadah bersama dengan Allah siapa pun juga.” (QS. Al-Jin: 18).

Karenanya, sudah kewajiban setiap muslim saat ini untuk terus mempelajari Tauhid dengan benar. Mari kita terus tingkatkan pembelajaran kita tentang Tauhid. Wallahu A’lam

 

SebelumnyaMeraih Nikmat Tauhid SesudahnyaNasihat Luqman Kepada Anaknya

Tausiyah Lainnya

5 November 2021

Mari Belajar Tauhid

5 November 2021

Meraih Nikmat Tauhid